Ada yang gak
pernah mendengar musik Visual Kei? bagi para J-lover sejati, khususnya
pendengar musik jepang kata visual kei sendiri mungkin udah gak asing, wlo gak
pernah mendengar sama sekali musik visual kei seperti apa, minimal pernah
dengarlah kata visual kei. Bagi yang belom tau gak ada salahnya kan klo
membahas sedikit musik visual kei itu apa dan seperti apa.
* Introduksi
Istilah ‘musik visual kei’ biasa digunakan untuk menunjukkan musik yang dibuat/ dimainkan oleh band beraliran Visual Kei, kata Visual Kei sendiri sebenarnya lebih merujuk kepada fashion appearance alias penampilan si personel band bukan kepada genre musik tertentu. Visual Kei adalah sebuah gerakan yang muncul dalam genre J-rock (Japanese Rock~red) dimana lebih menfokuskan kepada penampilan yang mencolok dan berkesan visual shock untuk menunjukkan eksistensi mereka yang beda, selain untuk menarik penonton. Visual kei bukan pula sub genre dari musik J-Rock seperti yang sebagian besar orang kira, wlo terlihat demikian karena awalnya pioneer band visual kei rata-rata memainkan musik rock.
* Terminology
Dari segi kata, Visual kei terdiri dari kata Visual dan Kei. Tidak seperti kata visual yang sudah cukup jelas artinya, kata Kei lebih sulit untuk didefinisikan karena banyaknya translasi. Secara harfiah Kei bisa diterjemahkan sebagai “rangkaian”, “silsilah”, “sistem”, “grup”, “tipe”, “pengaruh” dsb. Wlo demikian dalam konteksnya, “style” dirasa sangat cocok untuk mewakili makna kata Kei, sebagaimana kebanyakan sumber menggunakan Visual style untuk menggambarkan Visual Kei.
* Image
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam Visual kei Penampilan adalah segalanya, mutlak memegang peranan sangat penting bahkan mungkin lebih penting dari musik yang mereka mainkan. Image yang ditampilkan band penganut visual kei terkesan rumit dan ekstrim, dengan dandanan make-up yang tebal dan mencolok, tatanan rambut eksentrik serta pakaian yang flamboyant dan berujung kepada tampilan keseluruhan yang terlihat feminim, luar biasa cantik, sehingga banyak orang yang terpesona dan awalnya salah mengira personel pria sebagai wanita, karena pada nyatanya kebanyakan band penganut visual kei beranggotakan pria, dan sangat sedikit yang beranggotakan wanita. Nah, pria-pria cantik ini di jepang dikenal dengan sebutan bishounen dan cross-dressing merupakan hal yang sangat lumrah terjadi dalam dunia visual kei.
Klo dibilang yah emang semua band or musisi pasti juga sangat memperhatikan penampilannya, tapi klo di band yang menganut visual kei, ”memperhatikan penampilan” mempunyai cakupan yang lebih luas, setiap band mempunyai penampilan yang spesifik, detail dibuat seunik mungkin dengan corak yang mampu membedakan mereka dengan band visual kei lainnya. Uniknya, dalam sebuah band visual kei, tiap anggotanya pun masih mempunyai penampilan yang berbeda dari anggota yang lain, namun tanpa merubah atau merusak trademark penampilan yang diusung oleh band bersangkutan. Walaupun sudah mempunyai trademark tersendiri, band visual kei masih tetap bereksperimen dengan penampilan mereka, baik itu rambut, make up dan pakaian yang kerap berubah tiap perilisan single/ album, dari satu PV (promotional music video) ke PV lainnya.
Dalam perjalanannya visual kei mempunyai aliran-aliran style lain yang lebih khusus, seperti Oshare Kei yang terlihat sangat mengarah kepada penampilan feminism, bright dan colorful baik dari warna rambut, make up maupun pakaian serta beragam aksesoris dan jewelry, Angura Kei dan Nagoya Kei dengan dandanan yang cenderung gelap dan suram, EroGuro Kei yang mirip dengan angura kei dengan sentuhan tradisional dan image cenderung “aneh”. Adapula Kote-Kei (classic visual kei), cosplay kei yang menggabungkan gaya cosplaying dengan visual kei. Dalam perkembangan visual kei dan aliran-aliranya, tampak pergeseran fungsi dimana penampilan tak hanya berfungsi sebagai ciri image dari sebuah band namun juga menunjukkan warna musik yang dimainkan, untuk hal ini akan dibahas lebih lanjut nanti.
Sebagian besar band visual kei memulai karir indie dan atau jalur underground, seiring berjalannya waktu, pelan namun pasti band-band visual kei meraih popularitas seiring bertambahnya fans. Seringnya band-band visual kei ini ditemukan oleh pihak major label dan segera setelah menandatangani kontrak atau sukses memasuki musik mainstream, band-band visual kei ini biasanya akan melepas “jubah” visual kei mereka, agar lebih dapat diterima secara luas. Dalam masa transisi ini kebanyakan band visual kei akan kehilangan fans-fansnya, namun segera akan memperoleh fans-fans baru.
Bisa disimpulkan visual kei yang digunakan band-band selama masa debut dan indie memang ditujukan untuk menarik perhatian dan lebih menggelitik rasa penasaran orang terhadap band daripada musiknya, karena akan lebih mudah memperdengarkan musik yang ditawarkan jika sudah ada orang yang berkumpul, kalau sudah begitu si band boleh berharap munculnya para fans. Saking banyaknya band yang sukses menggunakan penampilan visual kei, di kalangan komunitas band di jepang sendiri tumbuh semacam anggapan “kalau ingin sukses bermusik, pada awal karir gunakan penampilan visual kei”
* Musik
Kebanyakan band visual kei tidak mempunyai acuan yang tetap dari genre musik yang mereka mainkan, walau sebagian besar memainkan jenis musik rock, musik visual kei meliputi beragam genre musik, sebut saja pop, punk, gothic, metal, sampai digital dan electronic dan jenis musik ekstreme layaknya deathmetal dan grindcore, sehingga sangat susah mengklasifikasikan musik yang mereka mainkan dalam satu genre. Sejalan dengan eksperimen mereka dengan penampilannya, band penganut visual kei pun acapkali bereksperimen dengan musik yang mereka mainkan. Banyak genre musik di explore dan coba diramu, namun sebagian besar band visual kei mempunyai sebuah atau dua buah karakteristik musik utama yang menjadi ciri lagu ataupun musik yang dimainkan.
Band visual kei umumnya menggabung beberapa genre musik dalam menghasilkan karya-karya yang baru dan unik, seringnya kita pun akan susah mengetahui genre apa saja yang ada pada sebuah lagu, dan kalaupun tidak penuh adanya penggabungan genre musik, biasanya sebuah lagu masih akan terasa pengaruh dari genre tertentu ataupun sound-sound dari genre tertentu yang mendasari sebuah lagu, tersembunyi diantara tumpukan instruman dan ornament bunyi lainnya. Tidak jarang tanpa ada tanda, musik visual kei yang dimainkan tiba-tiba melompat dari satu genre ke genre lainnya dengan perubahan cepat pada tempo, gaya vocal dan ritme.
And the most I like about Visual kei is gak seperti musik barat yang seolah kaku karena seperti terpaku pada satu genre musik dan mengikuti pola bermusik tertentu, dalam dunia visual kei, musik yang ditampilkan selalu penuh kejutan karena itu gak akan terasa monoton, gak jarang kita akan menemukan musik yang awalnya mengalun dengan indah dan tenang diiringi dentingan piano dan angelic voice tiba-tiba berubah menjadi harsh dan brutal dengan gempuran riff-riff berat guitar dan gebukan drum super kenceng dibarengi hujan death voice macam growling, screaming, yelling, screeching, dll.
* Sejarah
Visual Kei muncul akibat pergerakan Musik pada era akhir 80-an oleh X-JAPAN dan band lain seperti D'erlanger and Color. X-JAPAN yang saat itu jauh dari popular di masyarakat normal Jepang dan belum dapat diterima karena mengusung musik dengan sound-sound berat (saat itu Metal belum mainstream di Jepang) dengan penampilan mencolok yang terlihat “aneh” oleh sebagian besar public Jepang yang saat itu masih masih memegang teguh nilai-nilai budaya.
Namun berkat usaha Yoshiki (drummer, pianist, leader dari X-JAPAN) yang membuat label Ectasy Records, akhirnya X-JAPAN berhasil merilis album pertama mereka yang diluar dugaan mendapat tanggapan positif masyarakat jepang, bahkan album-album selanjutnya mencapai kesuksesan luar biasa dan merambah pasar internasional pada awal tahun 90-an. Ohya…istilah yang digunakan Yoshiki “PSYCHEDELIC VIOLENCE CRIME OF VISUAL SHOCK” yang juga merupakan slogan dari band X-JAPAN diyakini merupakan asal munculnya istilah Visual Kei. Visual Kei juga bukan Gothic seperti yang dikira banyak orang saking banyaknya band Visual Kei yang terpengaruh style gothic muncul di periode awal tahun 90-an karena Visual Kei sudah exist sebelum itu.
Pada pertengahan 90-an bisa dibilang merupakan masa keemasan Visual Kei di Jepang bahkan sampai Eropa dan Negara sekitarnya, banyak band yang menganut Visual Kei mencapai kesuksesan di masa ini termasuk X-JAPAN, GLAY, LUNA SEA, L’Arc-En-Ciel, Dir En Grey. Band-band seperti Kuroyume, Malice Mizer, dan Penicillin juga mendapat perhatian di masa ini walaupun secara komersil tida terlalu sukses. Sayangnya pada periode akhir 90-an bisa dibilang Visual Kei merosot dan mengalami mati suri sesudah bubarnya X-JAPAN setelah kematian lead guitarist mereka “Hide”, diikuti dengan bubarnya band Luna Sea dan hiatusnya L’Arc-En-Ciel.
Pada awal tahun sampai pertengahan tahun 2000-an, visual kei sedikit demi sedikit kembali “hidup”. Pada tahun 2007 Luna Sea menunjukkan kembali performance tunggal mereka dan X-JAPAN bereuni dan mengeluarkan single terbaru serta melakukan world-tour, dengan peristiwa-peristiwa tadi band visual kei lainnya ikut merasakan kesuksesan yang pernah dicapai oleh Visual Kei di masa terdahulu. Pergerakan Visual Kei telah bangkit total, dan perlahan namun pasti reputasi dan kesuksesan luar biasa berhasil dicapai visual kei, tidak hanya di Jepang namun juga di berbagai belahan dunia dimana kini media menyebutnya sebagai “Neo-Visual Kei”
credit : http://ryo-laruku.blogspot.com/2010/03/apa-itu-visual-kei.html
0 komentar:
Posting Komentar