Jembatan
Adam, juga disebut Rama Setu berarti "Jembatan Rama", adalah rantai batu
kapur antara pulau Mannar, didekat Sri Lanka barat laut dan Rameswaram, di pantai tenggara India. Menurut kepercayaan Hindu,
jembatan ini dibangun oleh Rama,
inkarnasi Dewa Wisnu,
untuk menyelamatkan Sita yang diculik ke Alengka oleh Rahwana,
seperti yang ditulis dalam kisah Ramayana. Banyak
inskripsi, koin, panduan pengelana tua, referensi lama, peta religius kuno
menandakan struktur ini dianggap suci oleh umat Hindu.
Jembatan
itu pertama kali disebutkan dalam wiracarita berbahasa Sanskerta, Ramayana, gubahan Walmiki.
Dunia barat pertama kali menemukannya dalam buku "karya bersejarah di abad
ke-9" oleh Ibnu
Khordadbeh dalam Buku tentang Jalan dan Negara (sekitar 850 M), merujuk kepada
tempat yang disebut Set Bandhai atau "Jembatan Laut".
Nama Jembatan Rama atau Rama Setu (dari bahasa Sanskerta; Setu berarti jembatan) diberikan kepada bentang alam mirip jembatan ini di Rameshwaram, karena legenda Hindu mengidentifikasinya sebagai jembatan yang dibangun olehWanara (manusia kera), tentara Rama, yang digunakan untuk mencapai Alengka dan menyelamatkan istrinya Sita dari rajaRakshasa, Rahwana, sebagaimana dinyatakan dalam wiracarita Ramayana.
Karena
memisahkan laut India dan Sri Lanka, wilayah itu disebut Sethusamudram yang
berarti "Jembatan Laut". Petanya dibuat oleh pembuat peta Belanda
pada tahun 1747, tersimpan di Perpustakaan
Saraswati Mahal di Tanjore, menunjukkan wilayah
ini sebagai Ramancoil, dari bahasa Tamil "Raman Kovil" (Kuil
Rama) Peta lain disusun oleh J. Rennel tahun 1788 diambil dari
perpustakaan yang sama, menyebut daerah ini sebagai Kuil Rama. Peta lainnya terdapat di atlas sejarah
Schwartzberg[7][8] dan sumber-sumber
lain menyebut daerah ini dengan berbagai nama seperti koti, Sethubandha danSethubandha Rameswaram. Ramayana gubahan Walmiki menyatakan pembangunan jembatan ini di
bawah komando Rama dalam ayat 2-22-76.
Peta
pertama yang menyebut daerah ini Jembatan Adam (Adam's bridge) dibuat oleh pembuat peta dari Inggris pada tahun
1804, merujuk kepada legenda Islam, yang menyatakan bahwa Nabi Adam menggunakan jembatan untuk mencapaiPuncak
Adam di Sri Lanka, dimana ia
berdiri bertobat dengan satu kaki selama 1.000 tahun , meninggalkan tanda
berupa lubang besar menyerupai tapak kaki. Baik puncak maupun jembatan diberi
nama menurut legenda ini.
Rama Bridge merupakan salah satu "Mysterious
Places in the World’s". Jembatan purba misterius sepanjang 18 mil (30 Km) yang
menghubungkan Pulau Mannar (Srilanka) dan Pulau Pamban (India) ini diperkirakan
telah berumur lebih dari 1.000.000 tahun. Citra dari Jembatan Adam itu sendiri
sangat mudah terlihat dari atas permukaan air laut karena letaknya yang tidak
terlalu dalam, yaitu hanya tergenang sedalam kira-kira 1,2 meter (jika air laut
sedang surut). Status dari jembatan tersebut masih merupakan misteri hingga
saat ini, dan menurut tafsiran para ahli, diperkirakan Jembatan Adam erat
kaitannya dengan wiracarita terkenal India, Ramayana.
Departemen
arkeologi Sri Lanka telah mengeluarkan suatu pernyataan yang menyebutkan usia
Jembatan Adam mungkin berkisar di antara 1.000.000 hingga 2.000.000 tahun,
namun apakah jembatan ini benar-benar terbentuk secara alami ataukah merupakan
suatu mahakarya manusia, hal itu belum bisa mereka terangkan.
S.U.Deraniyagala,
Direktur Jenderal Arkeologi Srilanka yang juga merupakan pengarang buku Early Man and the
Rise of Civilization in Sri Lanka: the Archaeological Evidencemengatakan bahwa
peradaban manusia telah muncul di kaki Gunung Himalaya sekitar 2.000.000
tahun silam. Walaupun menurut para sejarawan peradaban paling awal didaratan
India adalah peradaban bangsa Ca, hal itu bukan merupakan suatu jaminan bahwa
terdapat peradaban yang lebih tua lagi dari mereka sebelumnya. Para sarjana
menaksirkan bahwa mungkin jembatan purba ini dibangun setelah daratan Sri Lanka
terpisah oleh India jutaan tahun silam.
Menurut wiracarita Ramayana, jembatan itu dibangun oleh pasukan manusia kera
(wanara) dibawah pengawasan Rama, dan dalam pewayangan Jawa disebut "Situbanda" atau
"Situbandalayu". Maksud dari pembangunannya sendiri ialah sebagai
tempat penyebrangan menuju Kerajaan
Alengka dalam misi untuk
menyelamatkan Dewi Sita (Sinta), dimana pada saat itu Dewi
Sita sedang berada dalam masa penculikannya oleh Raja Kerajaan Alengka, yaitu Rahwana.
Menurut
agama Hindu, sejarah dunia terbagi menjadi 4 masa, yaitu Satyayuga (1.728.000 tahun), Tretayuga (1.296.000 tahun), Dwaparayuga (864.000 tahun) dan Kaliyuga (432.000 tahun). Tahap sekarang
menurut kalender mereka ialahKaliyuga. Kisah dalam Ramayana, menurut Kalender Hindu, terjadi pada masa Tretayuga. Berarti menurut
catatan dalam epos tersebut, usia dari Jembatan tersebut berkisar 1.700.000
tahun.
0 komentar:
Posting Komentar